Home
Archive for
2016
MINGGU 9 - MINGGU 13 : EDITING PRODUKSI VIDEO
PERISIAN (ADOBE PREMIERE PRO CC )
MINGGU 7 - AUDIO DALAM PRODUKSI VIDEO
FUNGSI UMUM AUDIO
Fungsi utama audio ialah; - Untuk menarik perhatian seperti menggunakan muzik dan lagu, kesan bunyi serta pertuturan yang berbeza antonasinya. - Untuk mendapatkan maklumat; audio yang dihasilkan mengandungi maklumat. - Menjelaskan; biasanya menggunakan dialog.
JENIS BUNYI / AUDIO
a. BUNYI ASAL / SEMULAJADI
b. BUNYI SECONDARY
a. Bunyi asal / semulajadi; - Bunyi semulajadi yang dirakam seperti bunyi burung dan lain-lain. - Bunyi yang dirakam dari persekitaran seperti bunyi kenderaan, tapak pembinaan dan sebagainya. - Bunyi suara manusia seperti dalam bentuk dialog dan isyarat tertentu. - Audio yang tiada bunyi.
b. Bunyi secondary; - Muzik - Muzik dan lagu - Muzik yang dibentuk untuk dijadikan kesan bunyi. - Kesan bunyi dari pelbagai bunyi persekitaran yang dirakam dan digunakan bila-bila masa yang perlu. *Rakaman audio *Berkaitan audio * Audio lagi
PROSES DUBBING
Dalam proses dubbing audio seperti muzik dan kesan bunyi diadunkan di dalam produksi video. Secara umum muzik digunakan mengikut mood setiap babak, kesan bunyi tertentu digunakan untuk menggambarkan keadaan persekitaran. Semua audio ini diadun di dalam produksi mengikut apa yang terdapat dalam skrip. Contoh proses dubbing.
The Basics of Recording Audio for Digital Video
The Basics of Recording Audio for Digital Video
Rujukan :
http://studiouniversiti.blogspot.my/2010/10/fasa-fasa-dalam-penerbitan-videoscp.html
MINGGU 6 - TEKNIK-TEKNIK CUT SHOT
Cut shot boleh merujuk kepada jenis-jenis shot yang digunakan dalam penggambaran video dan ia juga boleh merujuk kepada teknik yang digunakan dalam proses penyuntingan video. Teknik ini digunakan bagi memastikan projek video yang dihasilkan tidak membosankan akibat wujudnya babak-babak yang terlalu panjang dan statik sifatnya. Ia juga sering digunakan bagi mempelbagaikan shot bagi satu-satu babak yang seterusnya mampu memberi kesan yang lebih dramatik. Antara teknik-teknik utama yang boleh dimanfaatkan bagi tujuan yang donyatakan ialah:
- Jump-Cut
Teknik bagi memotong babak bagi menjimatkan durasi masa. Contoh lelaki turun tangga daripada point A ke B beberapa babak dipotong bagi menunjukkan lelaki tersebut turun tangga. Contoh lain aksi pemain baseball melakukan pukulan dalam jumlah yang banyak.
- Match-Cut (or Straight Cut)
Teknik bagi memotong babak bagi menjimatkan durasi masa tetapi melibatkan selingan babak daripada subjek yang sama. Contoh lelaki turun tangga daripada point A ke B beberapa babak diselingkan dengan Close Up Shot pada kasut lelaki tersebut bagi menunjukkan lelaki tersebut sedang turun tangga. Contoh lain padanan pemikiran karektor sedang melihat sesuatu diselang seli gambaran realiti dan ilusi.
- Cutaway Shot (CA)
Teknik bagi memasukkan babak bagi menunjukkan dinamik video dan juga untuk menjimatkan durasi masa. Contoh lelaki turun tangga daripada point A ke B beberapa babak diselingkan dengan babak perempuan menjeling lelaki tersebut bagi menunjukkan lelaki tersebut sedang turun tangga.
- Cut-In Shot (CI)
Teknik bagi memasukkan babak bagi menunjukkan dinamik video . Contoh lelaki sedang menggunakan smartphone dalam Medium Shot , kemudian Close Up Shot dilakukan kepada smartphone terbabit sebelum kembali kepada Medium Shot.
Berikut adalah Video Pendek yang menerangkan Teknik-Teknik Cut Shot
Berikut adalah Video Pendek yang menerangkan Teknik-Teknik Cut Shot
Rujukan :
http://www.rewatchable.com/video-editing-basics-jump-cuts-match-cuts/
http://www.newmediarights.org/how_to/consumer/creator/video_editing_and_shot_techniques_study_jump_cuts_match_cuts_and_cutaways
http://filmmakersfans.com/film-editing-tips-jump-cut-cut-in-and-cutaways/
http://filmmakersfans.com/basic-film-editing-technique/
MINGGU 5 - TEKNIK SHOOTING VIDEO
Jenis shot mempengaruhi saiz sesuatu subjek dalam video ingin dirakamkan dan ada masanya ia menjadi penghubung atau perantara di antara shot yang ingin dipersembahkan. Antara jenis-jenis shot yang utama ialah:
- Extreme Wide Shot (EWS) atau Shot Paling Lebar
- Very Wide Shot (VWS) atau Shot Amat Lebar
- Wide Shot (WS) atau Shot Lebar
- Medium Shot (MS) atau Shot Sederhana
- Medium Close Up (MCU) atau Shot Sederhana Dekat
- Close Up (CU) atau Shot Jarak Dekat
- Extreme Close Up (ECU) atau Shot Jarak Amat Dekat
- Over the Shoulder Shot (OSS)
- Point-of-View Shot (POV)
* Penting digunakan dalam skrip storyboard dan lapangan sebenar ketika mengambil video.
Arah atau Sudut Penggambaran – Camera Position and Angle
Arah atau sudut penggambaran merujuk kepada bagaimana kamera diletak dan diarahkan bagi merakamkan sesuatu imej. Berikut merupakan antara arah atau sudut penggambaran yang boleh digunakan dalam penerbitan video.
- Rakaman Sudut Aras Mata (Eye level shot)
- Rakaman Sudut Rendah (Low angle shot)
- Rakaman Sudut Tinggi (High angle shot)
- Rakaman Sudut Mata Burung (Bird’s Eye shot)
- Slanded atau Dutch Tilt Shot
Camera Movement
Bagi mendapatkan komposisi dan shot rakaman yang menarik, pelbagai pendekatan boleh digunakan. Salah satu daripadanya ialah dengan mempelbagaikan teknik penggambaran yang digunakan. Teknik penggambaran yang paling asas ialah menerusi pergerakan kamera yang digunakan bagi mendapatkan shot yang diperlukan. Beberapa teknik pergerakan kamera yang boleh digunakan bagi tujuan yang dinyatakan.
- Pan
- Tilt
- Dolly
- Zoom
- Dolly Zoom
- Tracking / Trucking
- Arc
- Follow
MINGGU 4 - STORYBOARD & SKRIP
Bahagian 1 - Jalan Cerita
1
Buatlah daftar kronologi cerita, atau yang biasa disebut juga timeline. Membuat parameter mengenai kapan dan di mana cerita akan berlangsung, serta menentukan urutan kejadian cerita yang akan terjadi secara kronologis, merupakan cara terbaik untuk mengatur cerita Anda sehingga Anda dapat mulai diadaptasikan ke dalam sebuah video. Jika cerita Anda tidak memiliki urutan waktu yang sempurna (contohnya: jalan cerita kembali ke masa lalu, jalan cerita "lompat" maju ke masa depan, pergantian perspektif, resolusi jalan cerita berganti, perjalanan waktu, dll.), Anda masih dapat membuat timeline(daftar kronologi) narasi.
Buatlah urutan adegan utama sesuai dengan urutan cerita yang akan ditampilkan dari awal hingga akhir, karena urutan adegan ini merupakan jalan cerita yang akan ditayangkan pada layar film.
Jika Anda membuat storyboard untuk sebuah iklan, buatlah adegan yang akan ditampilkan beserta urutannya.
2
Ingatlah adegan utama dalam cerita Anda. Storyboard dibuat untuk memberitahu penonton inti cerita yang akan dituangkan ke dalam bentuk film. Intinya bukan mencoba untuk menuangkan kembali seluruh rangkaian cerita ke dalam sebuah buku, namun untuk menunjukkan bagian utama yang dapat menarik perhatian penonton. Pikirkan cerita Anda dan pikirkan pula adegan utama mana yang ingin Anda gambarkan pada storyboard.
Pilihlah adegan yang menunjukkan jalan cerita dari awal hingga akhir.
Titik balik cerita merupakan hal yang penting untuk ditunjukkan. Dalam beberapa waktu, bisa saja terjadi perubahan jalan cerita sehingga Anda perlu memasukkannya ke dalam storyboard.
Anda juga mungkin ingin memberikan perubahan pada latar belakang tempat. Jika cerita dimulai di satu kota dan berpindah ke kota lain, pastikan bahwa hal tersebut sudah jelas tertuang di dalam ilustrasi Anda.
Jika Anda membuat storyboard untuk sebuah iklan, prosesnya pun tidak akan berbeda: pilihlah gambar utama yang akan merepresentasikan arah film dari awal hingga akhir. Sebagai panduan umum, ingatlah bahwa untuk iklan berdurasi 30 detik, storyboard tidak boleh lebih dari 15 kerangka. Gunakan rata-rata 2 detik untuk setiap kerangka.
3
Tentukan seberapa terperinci jalan cerita Anda. Storyboard bisa saja dibuat dengan sangat terperinci, contohnya yaitu dengan memberikan ilustrasi yang menggambarkan setiap cerita. Jika Anda sedang mempersiapkan film dengan durasi yang panjang, Anda perlu bekerja keras untuk mendapatkan storyboard yang terperinci. Namun, Anda bisa saja memotong film tersebut menjadi adegan terpisah dengan masing-masing storyboard. Jika Anda ingin memotong film tersbut, Anda perlu membuat representasi terperinci mengenai perkembangan masing-masing adegan yang juga berguna untuk membuat storyboard tetap teratur selama produksi film.[1]
Jika Anda sedang membuat film dan Anda ingin memisahkannya adegan-per-adegan, Buatlah shot list (daftar pengambilan gambar). Anda perlu memikirkan komposisi dan rincian setiap adegan pada shot list yang terlibat dalam proses pembuatan film.
Ingatlah bahwa inti storyboard adalah untuk memberikan kejelasan visual dan untuk membuat setiap penonton memiliki pemahaman yang sama. Visual yang dibuat tidak perlu berupa hasil karya seni. Berhati-hatilah ketika memilih rincian untuk storyboard Anda. Anda pasti tidak ingin membuat penonton terlalu "pusing" saat berusaha menafsirkan ilustrasi Anda sehingga gagal memahami pesan utama yang Anda ingin sampaikan.
Storyboard yang baik akan mudah dipahami oleh setiap orang yang melihatnya. Seorang sutradara, juru kamera, pemilih adegan, atau bahkan orang yang mengatur properti mungkin meminta storyboard sebagai referensi, panduan, dan arahan.
4
Tulislah deskripsi pada setiap kolom yang akan ditunjukkan. Sekarang jika Anda telah menentukan adegan utama yang ingin ditunjukkan, pikirkan bagaimana caranya menggambarkan setiap adegan pada setiap ilustrasi. Lihatlah shot list Anda dan tulislah deskripsi masing-masing bagian terpenting dari setiap adegan. Hal ini akan membantu Anda menentukan apa yang seharusnya digambarkan pada storyboard Anda.
Contohnya, Anda mungkin ingin setiap adegan kecil menggambarkan percakapan antara dua karakter utama. Apa yang diperlukan untuk menyampaikan gambar ini? Apakah karakter tersebut bertengkar, atau tersenyum, atau bergerak menuju suatu tujuan? Adegan-adegan itu seharusnya ada dalam setiap gambar.
Pikirkan latar belakangnya, karena latar belakang pun penting untuk diperhatikan. Pentingkah untuk memiliki pemandangan tertentu pada latar belakang di belakang pemain?
Bagian2Desain
1
Pilihlah media yang akan digunakan untuk membuat template Anda. Anda dapat menggambar sendiri template storyboard dengan cara membagi papan poster menjadi bingkai kosong dengan ukuran yang sama menggunakan pensil dan penggaris. Susunannya pun harus terlihat sama dengan buku komik yang menggunakan kolom persegi panjang untuk menunjukkan bagaimana adegan akan terlihat di layar. Jika Anda ingin memilih, Anda dapat menggunakan "Adobe Illustrator", "storyboardthat.com", "Microsoft PowerPoint", "Amazon's Storyteller", atau "inDesign" untuk membuat templatestoryboard dalam bentuk vertikal maupun horisontal.
Ukuran kolom harus digambarkan dalam perbandingan aspek yang sama seperti video yang sudah selesai, contohnya 4:3 untuk layar televisi, atau 16:9 untuk fitur layar film. Anda dapat membeli lembar dokumen khusus dengan ukuran ini.[2]
Template storyboard untuk iklan seharusnya berbentuk bingkai empat persegi panjang, tempat Anda akan memasukkan visualnya. Jika Anda ingin memasukkan keterangan, pastikan ada celah untuk Anda dapat menulis deskripsi video. Selain itu, harus ada juga kolom untuk audio untuk Anda dapat memasukkan dialog dan suara atau musik.
Jika Anda membuat storyboard untuk lebih dari satu video, Anda perlu memiliki "Wacom"™ tablet yang bagus agar Anda dapat memasukkannya langsung ke dalam "Photoshop".
Jika Anda tidak ingin membuat desain gambar, Anda dapat menyewa seniman yang profesional khusus untuk menggambarkan desain gambar. Anda perlu mendeskripsikan apa yang terjadi pada setiap kerangka dan memberikan artis tersebut naskah tertulis untuk dikerjakan. Ia akan memberikan Anda kerangka ilustrasi hitam-putih atau berwarna yang dapat Anda pindai (scan).
2
Buatlah sketsa gambar Anda. Mulailah membuat adegan dengan cara menggambarkan sketsa yang Anda buat ke dalam template yang ada. Sketsa ini hanyalah konsep kasar, sehingga Anda tidak perlu membuatnya dengan sempurna. Jika Anda membuat sketsa setiap adegan, tambahkan sketsa tersebut dengan elemen-elemen berikut ini, sambil menghapus dan menggambar kembali sesering mungkin:
Komposisi (pencahayaan, latar depan/latar belakang, palet warna, dll.)
Sudut pengambilan gambar oleh kamera (tinggi atau rendah)
Jenis pengambilan film/shot (wide shot, close-up, over-the-shoulder shot, tracking shot, dll.)[3]
Properti (objek dalam kerangka)
Aktor (orang-orang, binatang, kartun yang sedang berbicara, dll)
Efek khusus
3
Tambahkan informasi lainnya. Di sebelah atau di bawah setiap kolom, masukkan deskripsi mengenai apa yang terjadi pada setiap adegan.[4]Masukkan pula dialog yang terjadi. Tambahkan informasi mengenai seberapa lama waktu pengambilan adegan. Lalu, berikan nomor pada setiap kolom yang ada agar mudah dijadikan sebagai referensi ketika Anda mendiskusikan storyboard dengan yang lainnya.
4
Selesaikan storyboard Anda. Ketika Anda telah selesai membuat poin utama dan menyelesaikan pembuatan desain untuk setiap kerangka, lihatlah kembali pekerjaan Anda dan lakukan berbagai perubahan akhir yang diperlukan. Pastikan bahwa setiap kolom menggambarkan tindakan yang ingin Anda sampaikan. Lihat kembali deskripsi dan dialog yang ada, jika perlu. Akan jauh lebih baik jika ada orang lain yang melihat storyboard yang Anda buat, untuk memastikan bahwa storyboard tersebut berjalan dengan baik dan tidak membingungkan.[5]
Pertimbangkan penambahan warna. Jika Anda membuat storyboard untuk iklan, penambahan warna akan membantu ide Anda untuk terus berkembang.
Ingatlah bahwa tidak begitu penting untuk membuat gambar yang realistis atau yang sempurna. Tergantung pada penglihatan penonton, gambar berupa garis-garis yang sederhana pun mungkin sudah cukup. Pada kebanyakan kasus, storyboard tidak perlu sempurna, dan hanya perlu masuk akal agar dapat diterima oleh tim Anda.
Bagian3 - Sentuhan Akhir
1
Berpikirlah dalam tiga poin perspektif. Ketika ilustrasi storyboard Anda tidak terlihat seperti buatan seniman profesional, ada beberapa trik seniman yang Anda dapat gunakan untuk membuat gambar Anda terlihat lebih seperti adegan film. Memang hal ini tidak wajib, namun dapat membantu orang-orang yang bekerja dengan Anda untuk memvisualisasikan pengambilan gambar dengan lebih jelas.[6]
Daripada menggambar seluruh karakter seolah-olah mereka berdiri pada garis horisontal yang sama, lebih baik Anda meletakkannya dalam sebuah perspektif. Berdirilah sedikit jauh dari kamera, dan kemudian berdirilah lebih dekat. Gambar yang lebih jauh dari kamera harus terlihat lebih kecil dengan kaki yang lebih tinggi, dan gambar yang lebih dekat dengan kamera harus terlihat lebih besar dengan kaki yang lebih rendah.
Ketika Anda harus mengadaptasi storyboard ke dalam film, Anda harus memikirkan bagaimana caranya mengatur pengambilan gambar.
2
Berikan alasan yang tepat ketika Anda memotong pengambilan gambar. Jika Anda membuat storyboard film, pikirkan alasan mengapa Anda membuat setiap potongan menjadi pengambilan gambar baru. Memajukan cerita bukan berarti lompat pada poin jalan cerita selanjutnya. Anda perlu memberikan alasan yang tepat mengapa karakter tersebut melakukan apa yang mereka lakukan. Memberikan alasan di balik pemotongan pengambilan gambar akan membantu Anda menemukan cara membangun ketegangan dan tetap menjaga cerita berlanjut ketika membuat film tersebut.
Contohnya, jika Anda ingin memotong satu adegan dengan yang lainnya, pastikan karakter dalam adegan pertama tetap maju mendekati pintu, karena mereka mendengar sebuah suara.
Hal ini membantu cerita Anda untuk tetap berlanjut dan membuat penonton untuk tetap tertarik.
3
Biarkan storyboard Anda berkembang selama proses pembuatannya.Storyboard Anda dapat menjadi alat yang bagus ketika Anda mengatur pengambilan gambar dan menyutradarai film Anda. Namun, terlalu bergantung pada storyboard pun dapat membuat film Anda menjadi terlalu "sempit". Jika Anda membuat film, Anda harus terbuka untuk mengambil gambar yang sebelumnya tidak Anda pikirkan. Biarkan diri Anda keluar dari batas-batas storyboard, atau setidaknya relakan diri untuk melakukan perbaikan, sehingga proses pembuatan film dapat berjalan dengan lebih alami.[7]
Tetaplah menerima masukan orang lain, terutama jika Anda bekerja dengan tim kerja yang ahli dalam bidang perfilman. Storyboard dibuat untuk diperbaiki dan diubah. Selain itu, storyboard pun dapat dikembangkan dengan ide yang mungkin sebelumnya tidak terpikirkan oleh Anda.
Para sutradara film memiliki gaya yang berbeda-beda dalam menulis storyboard. Beberapa di antaranya membuat storyboard dengan amat teliti, dan beberapa lainnya menggunakan storyboard sebagai panduan yang tidak begitu wajib untuk digunakan.
SKRIP DALAM PENERBITAN VIDEO
Skrip sebenarnya ia merujuk kepada idea keseluruhan rakaman video yang akan dirakam nanti. Biasanya ia boleh disediakan dalam dua jenis iaitu skrip spesifikasi (skrip khusus untuk penerbit dan aktor yang terlibat dalam pengambaran) dan skrip rakaman ( disediakan untuk pengarah, jurukamera, perakam audio, juru kamera dan lain-lain kakitangan yang terlibat dalam pengambaran itu). Didalam skrip ia perlu mengandungi
- babak atau subjek yang akan dirakamkan.
- teknik rakaman yang akan digunakan.
- dialog atau suara latar yang akan digunakan.
- tempoh masa atau durasi rakaman bagi setiap babak
- gambaran aktiviti atau tingkahlaku subjek atau watak yang ada di lokasi.
Setiap pengambaran mestilah ada skripnya bagi menghasilkan produk yang bermutu. Tujuan skrip dihasilkan adalah untuk membantu semasa dalam proses menentap atau merancang tempoh masa bagi suatu babak di hasilkam dan setiap orang yang terlibat dengan rakaman akan memahami tugas masing-masing.
Terdapat pelbagai format secara am yang digunakan semasa menulis skrip.
- biasanya satu helaian atau satu mukasurat akan mewakili sekitar satu minit persembahan video sebenar yang akan dihasilkan.
- skrip biasanya dimulakan dengan pengenalan mengenai lokasi atau persekitaran di mana video atau cerita tersebut akan berlaku. Ini disusuli dengan dialog yang akan disampaikan oleh watak yang berkaitan.
- biasanya nama watak akan ditulis menggunakan HURUF BESAR. Maklumat mengenai kelakuan atau tingkah lakunya juga akan dimaklumkan di bahagian bawah namanya. Biasanya ia akan ditulis dalam kurungan. Ini disusuli dengan dialog yang akan dituturkan oleh watak tersebut ditulis pada baris berikutnya.
- jenis tulisan atau rupa taip (typeface) yang sering digunakan ialah Courier.
- Seboleh mungkin gunakan jarak langkau 1.5 atau 2 bagi membolehkan teks atau skrip yang disediakan mudah dibaca.
contoh format skrip video : satu lajur
perkara wajib yang ada adalah NAMA, ARAHAN & DIALOG
contoh format skrip video : dua lajur atau lebih
Sumber Rujukan :
http://id.wikihow.com/Membuat-Storyboard
MINGGU 3 - JENIS-JENIS VIDEO KAMERA & AKSESORI PRODUKSI VIDEO
Jenis-Jenis Video Kamera Digital
1. DVD
2. DV
3. HDV
4. Solid State
Aksesori Kamera Video
1. Tripod
2. Monopod
3. Stabilizer
4. Slider
1. DVD
2. DV
3. HDV
4. Solid State
Aksesori Kamera Video
1. Tripod
2. Monopod
3. Stabilizer
4. Slider
5. Rig
6. Crane
7. Terdapat juga dua jenis kamera high end iaitu DSLR dan Mirrorless kamera. DSLR (digital single-lensa refleks) menawarkan autofocus dan burst yang paling cepat, dan fleksibiliti dalam memilih dari pelbagai jenis lens. Walau bagaimanapun, DSLR adalah besar dan berat untuk dibawa berjalan-jalan.
Kesukaran ini menyebabkan kamera mirrorless telah perlahan-lahan mengambil tempat DSLRs di kalangan peminat kerana ia lebih mudah dibawa di samping menawarkan kualiti imej keseluruhan yang hampir sama dengan DSLR.
Sekian, terima kasih.
MINGGU 2 - ASAS PRODUKSI VIDEO
PERANCANGAN ;
Sebelum menerbitkan sebuah VIDEO, perancangan yang rapi perlu dilakukan. Untuk menghasilkan video yang berkualiti, perlu menghasilkan skrip sebelum menerbitkannya dalam bentuk video. Jika ia merupakan program kumpulan maka kumpulan berkenaan patut berbincang untuk mendapatkan IDEA sebelum menulis SINOPSIS, TREATMENT( OLAHAN CERITA) dan SKRIP.
KERTAS CADANGAN;
Kertas cadangan mengandungi maklumat-maklumat seperti
JENIS RANCANGAN: saperti dokumentari, rancangan majalah atau masakan. Dalam projek ini Video Pendek.
TAJUK RANCANGAN/ DRAMA/ DOKUMENTARI; tajuk video tersebut. Dalam projek ini " Kehidupan Post Graduate".
KHALAYAK SASARAN: Bakal pelajar Post Graduate.
TUJUAN RANCANGAN/ DRAMA: mengapa rancangan atau drama tersebut perlu diterbitkan. Apakah matlamat yang hendak dicapai contohnya seperti ingin menunjukkan bahawa UTM merupakan sebuah universiti yang sesuai untuk bakal Post Graduate yang ingin menyambung pengajian.
Berikut contoh Video Pendek mengenai Kehidupan di UTM ;
Dalam kursus ini pelajar didedahkan dengan merangka skrip (outline) asas dokumentari dan mengenali rangka skrip drama dan filem. Peserta juga dapat mengalami sendiri cara-cara rakaman (shooting) diambil dilokasi. Dan akhir sekali pelajar dapat menyunting (editing) sendiri rakaman yang diambil mengikut skrip yang telah dibuat pada peringkat awal kursus.
FASA-FASA DALAM PRODUKSI VIDEO;
Terdapat 3 FASA dalam penerbitan video iaitu, PRE-PRODUCTION, PRODUCTION dan POST-PRODUCTION.
Asas cinematography. Para peserta akan didedahkan dengan elemen-elemen dan teori teknikal yang melibatkan posisi, saiz 'hot', 'camera angle' dan 'camera work'.
Sebelum menerbitkan sebuah VIDEO, perancangan yang rapi perlu dilakukan. Untuk menghasilkan video yang berkualiti, perlu menghasilkan skrip sebelum menerbitkannya dalam bentuk video. Jika ia merupakan program kumpulan maka kumpulan berkenaan patut berbincang untuk mendapatkan IDEA sebelum menulis SINOPSIS, TREATMENT( OLAHAN CERITA) dan SKRIP.
KERTAS CADANGAN;
Kertas cadangan mengandungi maklumat-maklumat seperti
JENIS RANCANGAN: saperti dokumentari, rancangan majalah atau masakan. Dalam projek ini Video Pendek.
TAJUK RANCANGAN/ DRAMA/ DOKUMENTARI; tajuk video tersebut. Dalam projek ini " Kehidupan Post Graduate".
KHALAYAK SASARAN: Bakal pelajar Post Graduate.
TUJUAN RANCANGAN/ DRAMA: mengapa rancangan atau drama tersebut perlu diterbitkan. Apakah matlamat yang hendak dicapai contohnya seperti ingin menunjukkan bahawa UTM merupakan sebuah universiti yang sesuai untuk bakal Post Graduate yang ingin menyambung pengajian.
Berikut contoh Video Pendek mengenai Kehidupan di UTM ;
Dalam kursus ini pelajar didedahkan dengan merangka skrip (outline) asas dokumentari dan mengenali rangka skrip drama dan filem. Peserta juga dapat mengalami sendiri cara-cara rakaman (shooting) diambil dilokasi. Dan akhir sekali pelajar dapat menyunting (editing) sendiri rakaman yang diambil mengikut skrip yang telah dibuat pada peringkat awal kursus.
FASA-FASA DALAM PRODUKSI VIDEO;
Terdapat 3 FASA dalam penerbitan video iaitu, PRE-PRODUCTION, PRODUCTION dan POST-PRODUCTION.
- PRE-PRODUCTION;
Fasa ini termasuk menulis skrip dan perancangan yang perlu dalam penyediaan skrip untuk rakaman. Asas penghasilan sinopsis dan 'storyline'.
Memperkenalkan para peserta kepada asas-asas dalam menghasilkan sinopsis dan rangka cerita untuk perangcangan gerakerja awal yang sistematik.Asas cinematography. Para peserta akan didedahkan dengan elemen-elemen dan teori teknikal yang melibatkan posisi, saiz 'hot', 'camera angle' dan 'camera work'.
-PRODUCTION;
Dalam fasa ini rakaman sebenar filem atau video dilakukan di lokasi-lokasi.
-POST-PRODUCTION;
Dalam fasa ini pula proses penyuntingan, memasukkan bunyi dan grafik dibuat terhadap rakaman yang telah dilakukan. Pengenalan kepada asas suntingan dan audio. Para pelajar akan didedahkan dengan asas-asas suntingan dan audio. Para pelajar akan menggunakan rakaman video untuk diaplikasikan ke dalam projek ini. Para pelajar juga akan mempersembahkan hasil kerja mereka untuk sesi komen dan perbincangan.
Sekian, terima kasih.
MINGGU 1 - PENGENALAN KURSUS : PRODUKSI TEKNOLOGI VIDEO
Hi semua!! Salam perkenalan.
Untuk pengetahuan semua, subjek ini diajar oleh Prof Dr Jamalludin Hj. Harun. Pada minggu pertama, Dr Jamal menerangkan serba sedikit berkaitan dengan kursus ini serta silibus tajuk yang akan dipelajari sepanjang sem ini. Selain itu juga, beberapa assignment yang perlu diselesaikan melibatkan aktiviti individu dan berkumpulan.
Dr Jamal juga menerangkan untuk proses editing yang akan di ajar akan menggunakan Adobe Premier (Windows) . Alternatif lain adalah Final Cut bagi pengguna MAC. Ini bagi penghasilan projek akhir video iaitu dengan Tema "Kehidupan Post Graduate" dengan durasi antara 4-8 minit. Semoga berjaya untuk projek ini kepada kumpulan kami!!!
Jumpa lagi minggu depan untuk entry seterusnya..................
Subscribe to:
Posts
(
Atom
)